Di atas tumpuan batang pohon pinang yang kokoh nan tinggi menjulang, yang
berhiaskan hadiah-hadiah, dan hembusan angin yang menyibakkan kesejukan pada
tubuh yang kelelahan, menghilangkan jutaan peluh keringat yang menghiasai, seorang
pemuda berteriak-teriak penuh semangat : Allahu akbar…!Hore..!Yuoo…! setelah sebelumnya
kesusahan dan kelelahan yang ia lalui. ini adalah luapan ungkapan kegembiran
dan kemenangan yang telah ia raih bersama kawan-kawannya, dan ditengah kegembiraanya
itu ia pun tak lupa untuk melemparkan hadiah-hadiah yang telah disediakan
panitia kepada kawan-kawannya yang berada di
bawah…
Itulah sekilas kisah happy ending yang dialami oleh sekelompok pemuda
yang berjuang bersama-sama meraih asa mereka yang tergantung pada ujung pohon
pinang yang telah dilumuri oli itu, meski kesulitan dan kelelahan menerpa serta
“perlawanan”dari para pesaing mereka yang juga menginginkan itu, tak jua
menyurutkan tekad mereka untuk terus berusaha meraih asa tersebut.
Saudaraku…
Rangkaian peristiwa yang di alami sekelompok pemuda tadi ataupun para
pesaingnya adalah sebuah gambaran yang dapat mewakili makna dari amal jama’i.
dalam beramal jama’i kita tidak hanya dituntut untuk sama-sama bekerja saja
ataupun bekerja sama-sama, tapi kedua hal tersebut haruslah terkandung dalam
amal jama’i sebuah jama’ah, sehingga yang tercipta adalah kesolidan jama’ah
tersebut, dan dengan kesolidan itulah mereka merumuskan gerak yang teratur,
pada akhirnya asa yang diimpikan dapat terwujud dengan mudahnya, walaupun
sebenarnya banyak sekali rintangan yang telah lalui bersama, tapi itu semua
telah hilang dengan seketika dari ingatannya manakala rasa sukacita atas
keberhasilan dan kemenangan telah menyapanya.
Mereka telah membuktikan bahwa mereka sama-sama bekerja : ada yang jadi
komandan, ada yang jadi penopaang, ada yang jadi pengambil hadiah, ada yang
membantu mengangkat kawannya,dsb. Mereka pun telah bekerja sama-sama dalam satu
waktu, dengan posisi masing-masing. Coba bayangkan bila semuanya ingin memberi
komandan, tentu tidak ada yang mau naik bergumul dengan oli yang hitam lagi
pekat, atau semua ingin bergerak tentu tidak mungkin bisa membangun sebuah
bangunan kokoh yang dapat membantu dalam meraih asa, karena yang bertugas
menjadi pondasi pun tak mau hanya diam, berat!
Saudaraku…
Tentunya kesatuan gerak dan komitmen untuk beramal jama’i tak akan
tercipta bila kita masih belum satu visi, asa dan obsesi serta pemahaman yang
utuh atas posisi yang di emban dan konsekuensinya. Dan rasa tsiqoh pun
diperlukan dalam beramal jama’i, apa jadinya bila sekelompok pemuda tadi bila
mereka tidak saling mempercayai?! Komandan tidak ditaati, sifat individualis,
perfectionis pun bermekaran pada tiap individu dalam kelompok tadi.
Pada akhirnya kita pun harus menyadari, bahwa kita bukanlah siapa-siapa
tanpa oarng-orang sekitar kita, tak mungkin kita bisa meraih asa tersebut tanpa
dukungan dan bantuan sahabat-sahabat kita, dan keberhasilan yang telah diraih
bersama-sama bukanlah atas jerih payah kita pribadi, sehingga muncul rasa
bangga dan merasa paling berjasa dan berprestasi atas semua yang terjadi,
na’udzubillah min dzalik
Dan juga, adalah sebuah hal yang mustahil bila seseorang dapat meraih
hadiah di ujung pohon pinang tersebut hanya seorang diri,itu namannya berkhayal.
“dan janganlah kalian
saling berselisih, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan kekuatanmu
hilang, dan bersabarlah…”
Akhiru da’wana anilhamdulillahi robbil ‘alamin...