Nasihat

"Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat kepada-Nya"

Senin, 04 Juli 2016

Khutbah 'Idul Fitri 1437 H : Lebih Memaknai Pribadi Taqwa

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته         
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×)
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى بنعمته تتم الصالحة، والله يتولى الصالحين. الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ والقرآن والجهاد لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيٌ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.. واتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
 
Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd
Pekikkan takbir “Allahu Akbar”, tanda kita mengakui bahwa hanya Allah lah yang maha besar, maha kuasa berbuat apapun juga atas sekendakNya.
Pekikan takbir “Allahu Akbar”, tanda ketundukkan kita pada Allah
Pekikkan takbir “Allahu Akbar”, yang meneguhkan langkah perjuangan kaum muslimin & menciutkan mental kaum kuffar..
Pekikkan takbir “Allahu Akbar”, tanda kesyukuran & kemenangan kita di hari raya ‘ied ini

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd
Kaum Muslimin Yang Berbahagia,
Hari ini adalah hari yang begitu dilematis bagi kita semua,  satu sisi kita bergembira bersukacita  dengan kehadiran salah satu hari raya umat islam yaitu ‘idul fitri, yang dimana kegembiraan tersebut merupakan bagian dari salah bentuk kesyukuran kita kepada Allah di hari raya ini : bertakbir & bergembira..
Sebagaimana firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوا اْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُ اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” [QS. Al-Baqarah : 185]
Namun di sisi lain hati ini begitu sesak oleh kesedihan yang mendalam dikarenakan bulan yang mulia, bulan yang penuh limpahan pahala, rahmat, keberkahan dan memuat berbagai keutamaan (khususnya malam lailatul qadar) telah pergi menjauhi kita semua, yaitu bulan suci ramadhan.
Di hari idul fitri, seluruh kaum muslimin bersukacita bergembira.. baik itu  anak-anak maupun dewasa, laki-laki maupun perempuan, kaya maupun miskin, dalam keadaan suci maupun berhalangan, sendirian maupun bersama keluarga, saat iman nya sehat maupun sakit bahkan munafiq sekalipun, kesemuanya bergembira dengan hari ‘ied ini..
Berbeda hal nya dengan ramadhan, kegembiraan atas kehadiran ramadhan dan kesedihan kala kepergiannya hanya dapat dirasakan oleh para pecinta dan perindunya saja, baik itu dengan landasan cinta yang benar sesuai syariat maupun yang salah.  
Ada orang yang cinta & rindu dengan pahala yang berlimpah, maka Ia menyiapkan bekal ilmu & fisik yang kuat untuk dapat beramal ibadah secara maksimal..
Dan ada orang yang cinta & rindu dengan keuntungan perniagaan yang menggiurkan, maka ia menyiapkan barang modal dan strategi penjualan..
Adapula orang yang cinta & rindu dengan kedermawanan banyak orang (dalam kelompok ini ada yang emang perlu dibantu seperti anak yatim dan dhuafa, tapi ada juga orang yang pura-pura dhuafa karena bagi mereka itulah pekerjaan mereka, padahal Allah telah menjanjikan kecukupan untuk kita semua “Dan Dia-lah Allah yang memberikan kekayaan & kecukupan [QS.An-Najm : 48]”. mudah-mudahan orang yang seperti itu Allah beri hidayah)
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang cinta & rindu dengan ramadhan karena limpahan rahmat, berkah & pahala yang Allah janjikan di dalamnya. Aaamiiin….
Semoga kita pun termasuk orang-orang yang Allah nilai berhak mendapatkan apa-apa yang telah Allah janjikan dan isyaratkan, sebagaimana tertuang pada penutup tiap ayat-ayat yang berkaitan dengan ramadhan..
Menjadi hamba Allah yang bertaqwa… لعلكم تتقون
Menjadi hamba Allah yang berilmu… إن كنتم تعلمون
Menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur…  لعلكم تشكرون
Menjadi hamba Allah yang dewasa karena mendapat petunjuk-Nya… لعلهم يرشدون   [QS. Al-hujurot : 7]
Dan menjadikan seluruh orang yang disekitar kita ikut takut & tunduk kepada Allah… لعلهم يتقون
Aamiin.. aamiin.. ya robbal ‘alamin..

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd
Ma’asyirol Muslimin A’azzani wa a’azzakumullah…
Dalam islam, kualitas ibadah kita dapat terlihat pasca kita melakukan ibadah tersebut. Karena islam bukanlah sekedar agama yang berisi kumpulan materi yang harus dihafal tapi islam adalah ajaran yang harus dilaksanakan dengan penuh keyakinan/keimanan, sebagai minhajul hayah (petunjuk dari Allah untuk kita mengarungi kehidupan di dunnia ini agar kita selamat dan dapat bertemu dengan Allah dalam keridhoan-Nya)
Orang yg haji dikatakan mabrur, manakala setelah haji ada perubahan menuju kebaikan atau lebih baik dari keadaannya sebelum menunaikan ibadah haji..
Shalat kita berkualitas, manakala diluar shalat kita telah mampu meninggalkan perbuatan keji dan munkar, bersedia menutup aurat, menjaga lidah & akhlaq kita, dsb..
Begitu juga rangkaian ibadah dibulan ramadhan ini, harus ada dampak.. harus ada spirit dan amalan yang senantiasa kita miliki meskipun sudah bukan bulan ramadhan lagi.. toh Allah yang kita sembah dibulan ramadhan sama dengan Allah yang sembah diluar ramadhan.
Jangan sampai kita seperti kisah wanita pemintal yang tercantum dalam QS. An-Nahl : 92
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali….”
Jangan sampai dikarenakan momentum mudik maupun silaturahim ataupun hidangan yang melimpah ruah, membuat kita mengurai kembali rangkaian ibadah yang telah biasa kita lakukan dibulan ramadhan ini. Tadinya sudah terbiasa shalat berjama’ah 5 waktu, tadinya biasa baca al-quran 1 juz perhari, tadinya biasa shalat malam tiap hari (tarawih), tadinya biasa berinfaq, tadinya biasa menjaga diri dari hal-hal yang syubhat maupun yg diharamkan, tadinya mampu menjaga lisan & pandangan, dan amalan yang lainnya yang sudah dibiasakan dibulan ramadhan, lantas hilang begitu saja, terurai satu persatu dari diri kita, na’udzubillah min dzalik..

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd
Ma’asyirol muslimin ahabbani wa ahabbakumullah…
Adapun spirit dan kepribadian yang harus senantiasa menghiasi diri kita pasca ramadhan agar kita tidak menjadi hamba  ramadhani (yaitu yang keshalihannya hanya dibulan ramadhan saja), tapi menjadi hamba Allah yang Rabbani (yaitu yang senantiasa shalih & taat dimanapun dan kapanpun juga), setidaknya ada 5 hal, yang merupakan modal awal bagi kita menilai ramadhan kita telah berhasil/sukses dan memastikan diri kita tengah meniti jalan menjadi pribadi bertaqwa :            aamiin ya rabbal alamin…
1.  Senang menuntut ilmu
Di ramadhan, allah hadirkan banyak sekali majelis ilmu.. kultum shubuh, kajian dhuha, kultum menjelang buka puasa, ceramah tarawih, kajian di televisi, radio, dsb.. itu semua untuk kita menambah ilmu dan keimanan, Karena hakekat ilmu yang bermanfaat, manakala menambah keimana & ketundukkan diri kita kepada Allah. Terlebih menuntut ilmu adalah merupakan kewajiban hingga tiba ajal kita.. jangan mentang-mentang lulus TPA atau TPQ lantas merasa cukup ilmu, jangan mentang-mentang lulus SMP, SMA, S1, S2, S3 lantas merasa cukup ilmu, TIDAK!! Orang bertaqwa senantiasa belajar, belajar dan belajar.. karena dengan belajar menambah keimanan dan ketundukkan kepada Allah. Dengan ilmu, kita mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Dengan ilmu, kita akan bergairah tuk perbanyak amal shalih karena kita tau keutamannya. Dengan ilmu, kita jadi tau keutamaan kehidupan akhirat dibandingkan dengan gemerlapnya kehidupan dunia..
Dan bukankah Allah telah berfirman dlm QS. An-najm : 29-30
Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan dunia. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.

2.  Senang dapat pahala dan takut kena dosa
Momentum ramadhan telah memotivasi kita untuk senang & bersegera dalam meraih sebanyak-banyaknya pahala, agar kita semua menjadi mercusuar kebaikan, cahaya untuk orang-orang sekitar kita.
Coba perhatikan pahala dari amalan berikut ini :
·      Infaq/sedekah => pahala berlipatganda 700x & pahalanya terus mengalir
(QS Al-Baqarah: 261)
Dari Abu Hurairah : sesungguhnya Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka 2 malaikat. Satu berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR Bukhary)
·      Shalat berjama’ah 5 waktu di masjid, perbanyak shalat sunnah : rawatib, dhuha, tarawih, dll
·      Zakat fitrah & zakat mal => pembersih harta & semakin berkah
·      Tilawah qur’an => perhuruf berilai 10 kebaikan
·      Puasa sunnah 6 hari bulan syawwal (penyempurna puasa ramadhan, seakan puasa setahun penuh), senin-kamis (saat hisab ‘amal), daud, ayyamul bidh, arafah (penghapus dosa 1 tahun lalu & 1 tahun akan datang), asyuro (penghapus dosa 1 tahun lalu)
·      Senyum, dzikir, lailatul qadar, dll
Karenanya kita akan liat orang yang senang pahala itu berbeda cara berpikirnya dengan manusia biasa..
Siapa manusia yang mau mempertaruhkan nyawanya dlm perang? Hanya orang beriman, karena tau pahala syahid di medan jihad fisabilillah
Siapa manusia yang gak mau barang dagangannya dibeli 3x lipat dari harga normal? Itulah utsman bin affan (menginfaqkan seluruh sembako perniagaannya ke kaum muslimin disaat paceklik. Beliau juga menghibahkan sumur yang dibelinya dengan harga mahal disaat musim kekeringan)

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd
Ma’asyirol Muslimin A’azzani wa a’azzakumullah…
Pribadi taqwa yang selanjutnya :
3.  Peduli / tidak cuek
Orang bertaqwa itu peduli terhadap kebaikan dirinya di dunia dan akhirat, dan ternyata orang bertaqwa tidak hanya peduli kepada dirinya saja tapi juga peduli terhadap kebaikan keluarganya, orang lain (seperti teman, tetangga, dll), begitu juga peduli dengan lingkungan dan makhluq allah lainnya seperti hewan & tumbuhan.
Maka ia akan selalu memperhatikan, memantau, mengevalusi berbagai aspek dalam kehidupannya pribadi, keluargnya, dan orang-orang sekelilingnya :
-     Contoh aspek ibadah : shalat 5 waktu, baca al-quran, menutup aurat, qiyamulail, dzikir harian, shalat sunnah, puasa sunnah, doa-doa harian, dsb
-     Contoh aspek fisik & penampilan : makan-minum yang halal & thoyyib, olahraga, kebersihan badan & pakaian, gaya rambut & pakaian, dsb
-     Contoh aspek keuangan : rizki yang halal, ada zakat/infaq/sedekah yang ia keluarkan dari rizki yang diperolehnya, ada tabungan, dsb
-     Contoh aspek akhlaq : senyum, ramah & akhlaq mulia lainnya, menjaga pandangan mata, menjaga lisan, membersihkan diri dari penyakit hati
-     Contoh aspek ilmu : senantiasa belajar (baca buku/artikel, hadir di majelis ilmu)
-     Contoh aspek kontribusi(peran/manfaat)nya untuk islam & kaum muslimin : pengurus masjid/mushollah, menjadi menjabat publik yang islami, aktif di ormas islam, aktif hadir di majelis-majelis ilmu, minimal ia berperan sebagai jama’ah tetap shalat 5 waktu di masjid
Tidak hanya itu, orang bertaqwa pun peduli terhadap kebersihan kamar, rumah, lingkungan sekitarnya, tidak buang sampah sembarangan, tidak asal tebang pohon di hutan, tidak asal membunuh binatang dan tidak asal mengkawinkan binatang karena dapat merusak kualitas keturunan yang dihasilkan, dll
4.  Husnuzhon (berpikir positif)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى (Muttafaqun ‘alaih)
Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku”.
·      Husnuzhon kepada taqdir Allah
Husnuzhon kepada taqdir Allah lah yang menjadi pribadi mukmin unik dan berbeda dengan manusia lain pada umumnya : “saat diberi kenikmatan, dia bersyukur. Saat diberi kesusahan, dia bersabar”
·      Husnuzhon kepada diri sendiri
Sungguh kita telah diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baik penciptaan, seluruh organ tubuh, panca indera, dll semuanya mendukung kita untuk beribadah kepada Allah. Maka mustahil klo kita tidak mampu HAFAL AL-QURAN, mustahil kita tidak bisa shalat, mustahil kita gak berakhlaq mulia, mustahil bagi kita tidak bias beramal shalih.. yang ada kita tidak bisa melakukannya karena faktor kesombongan, dosa, dan suuzhon kepada diri sendiri
·      Husnuzhon kepada orang lain
Jika kita ingin hidup tidak tenang, maka silahkan suuzhon lah kepada orang lain.. seseorang setelah terbiasa suuzhon kepada orang lain, maka ia akan terjangkit penyakit hasad (iri/dengki) dengan berbgai tingkatnnya hingga ia pun takabbur disertai merendahkan oranglain, naudzubillah min dzalik..
Sebaliknya, pribadi husnuzhon akan membuat hidup kita bahagia, tentram dan damai
5.  Senang bergaul dengan orang shalih
Karena kelak di akhirat kita akan dikumpulkan dengan orang-orang yang kita cintai dengan landasan ketaqwaan kepada Allah,
“Teman-teman akrab pada hari itu saling bermusuhan satu dengan yang lainnya kecuali orag-orang yang bertaqwa”. [QS. Az-Zukhruf : 67]
Dan kelak di akhirat kita pun akan orang-orang yang berteman atau mengikuti teman yang salah akan menyesal
“kecelakaan besar bagiku, sekiranya aku duu tidak menjadikan si fulan sebagai teman akrabku.. sungguh dia telah menyesatkanku dari Al-Quran ketika Al-Quran telah datang kepadaku. Dan syaithon itu idak mau menolong manusia”. [QS. Al-Furqon : 28-29]

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Di akhir khutbah ini, marilah kita berdoa bersama-sama. Kita tundukkan hati, merendahkan diri kita di hadapan Allah, memohon kepada-Nya, dzat Yang Maha Rahman-Rahim, Maha Pemberi apapun jua, Maha Pengabul setiap doa, Maha pengampun, Maha besar & kuasa dan Maha segala-galanya,
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ، وَنَسْتَعِيْنُكَ، وَنَسْتَهْدِيْكَ، وَنَعُوْذُ بِكَ، وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ، الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ، اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ.
أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِكَ اْلكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا
Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم إنا نسألك حبك وحب من يحبك حب عمل يقربنا إلى حبك يا أرحم الراحمين.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
Ya Allah, bantulah kami untuk senantiasa berdzikir dan bersyukur serta beribadah kepada-Mu dengan baik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

Ya Allah, kami adalah hamba-hamba-Mu, anak dari hamba-hamba-Mu, ubun-ubun kami berada dalam tangan-Mu, telah berlaku atas kami hukum-Mu, adil pasti atas kami keputusan-Mu, kami memohon kepada-Mu dengan menggunakan semua nama yang menjadi milik-Mu dan Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau nama yang Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu di antara hamba-Mu, atau dengan nama yang Engkau simpan dalam rahasia ghaib di sisi-Mu, jadikanlah Al-Qur’an yang agung ini taman bunga sepanjang musim di hati kami, jadikan ia cahaya di dada-dada kami, pelipur lara dan penghapus gulana, jadikan pula ia pembimbing kami menuju surga-Mu yang penuh kenikmatan.

Ya Allah, ingatkan kami ayat Al-Qur’an yang terlupa, ajarkan kami darinya apa yang  tidak kami ketahui, berikan rezki kepada kami berupa kenikmatan membacanya malam dan siang, jadikan ia hujjah bagi kami jangan jadikan ia hujjah atas kami.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ القُرْآنِ الَّذِيْنَ هُمْ أَهْلُكَ وَخَاصَّتُكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk ahli Al-Qur’an yang menjadi keluarga-Mu dan hamba-hamba istimewa di sisi-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menegakkan huruf-huruf Al-Qur’an dan hukum-hukumnya, dan jangan Engkau jadikan kami golongan orang yang menegakkan huruf-hurufnya namun mengabaikan hukum-hukumnya, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu berbagai penyebab turunnya rahmat-Mu, tekad dan kekuatan untuk meniti jalan yang lurus, limpahan segala kebajikan, keselamatan dari segala dosa, kemenangan meraih surga dan keselamatan dari azab neraka.
اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kekayaan.

Ya Allah, kami memohon kepadamu segala kebaikan yang telah diminta hamba dan rasul-Mu Muhammad saw dan hamba-hamba-Mu yang shalih, dan kami berlindung kepadamu dari segala keburukan yang mereka telah berlindung darinya kepada-Mu.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ وَدَرْكِ الشَّقَاءِ وَسُوْءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
اَللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
Ya Allah, cukupkan diri kami dengan yang halal dari yang haram, dengan ketaatan kepada-Mu dari maksiat kepada-Mu,  dan dengan karunia-Mu dari selain-Mu, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri
Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا آخِرَهَا وَخَيْرَ أَعْمَارِنَا خَوَاتِمَهَا وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ لِقَائِكَ.
Ya Allah, jadikanlah amal kami yang terbaik adalah akhirnya, dan umur kami yang terbaik adalah penghujungnya, dan hari terbaik kami adalah hari bertemu Engkau.

Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan penjaga urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat hidup kami, dan perbaikilah akhirat kami karena dialah tempat kembali kami.  Jadikan kehidupan ini sebagai penambah segala kebaikan bagi kami, dan jadikan kematian sebagai kebebasan kami dari segala keburukan.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَدْلِ فِيْ رَعَايَاهُمْ وَالرِّفْقِ بِهِمْ وَالاِعْتِنَاءِ بِمَصَالِحِهِمْ وَحَبِّبْهُمْ إِلَى الرَّعِيَّةِ وَحَبِّبِ الرَّعِيَّةَ إِلَيْهِمْ.
Ya Allah, perbaikilah (akhlaq) para pemimpin kaum muslimin, bimbinglah mereka dalam menegakkan keadilan, menyayangi, dan memperhatikan kepentingan rakyat. Tumbuhkan kecintaan rakyat kepada mereka dan kecintaan mereka kepada rakyat.
Ya Allah, bimbinglah mereka ke jalan-Mu yang lurus, agar bekerja demi agama-Mu yang benar, jadikan mereka teladan yang mendapat petunjuk-Mu, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.
Ya Allah, bimbinglah mereka agar bekerja sesuai kitab-Mu, sunnah Nabi-Mu, memutuskan dengan syariat-Mu, dan menegakkan hukum-hukum-Mu.
Ya Allah, tuntunlah mereka untuk memberantas kemunkaran dan menampilkan segala bentuk kebaikan.
Ya Allah, jadikanlah mereka para penyeru kebaikan yang melaksanakannya, penghalang kemunkaran yang meninggalkannya.
Ya Allah, perbaikilah keadaan kaum muslimin, murahkanlah harga-harga kebutuhan hidup mereka, dan jadikanlah mereka aman sentosa di tanah air mereka.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ شَبَابَ الْمُسْلِمِيْنَ وَحَبِّبْ إِلَيْهِمُ الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِهِمْ وَكَرِّهْ إِلَيْهِمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Ya Allah, perbaikilah keadaan para pemuda kaum muslimin, jadikan mereka para pencinta keimanan dan jadikan iman itu indah dalam hati mereka, bencikan mereka terhadap kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan, dan jadikan mereka orang-orang yang lurus, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

اللهم أعز الإسلام والمسلمين وأذل الشرك والمشركين ودمر أعداءك أعداء الدين
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ المستضعفين و الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ وفي سائر بلدان المسلمين المظلومين، اللهم انصرهم نصرا عزيزا... يا رب العالمين
Ya Allah, tolonglah dan menangkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin yang lemah & para mujahidin di jalan-Mu di mana pun mereka berada.
Ya Allah, tolonglah dan menangkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin yang lemah & para mujahidin dipalestina & di negeri kaum muslimin yang terzalimi, wahai Penguasa alam semesta.
اَللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَيْهِمْ صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ.
Ya Allah, berikan kesabaran kepada mereka, teguhkan pendirian mereka, dan tolonglah mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka.
Ya Allah, tetapkan kesyahidan bagi yang gugur di antara mereka, dan berikan keselamatan kepada yang masih hidup.
رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا.
Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.
رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau lah Maha Pemberi (karunia).
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قُلُوْبٍ لاَ تَخْشَعُ وَمِنْ نُفُوْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا.
Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عنا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صلاتنا وصيامنا ودعاءنا وأعمالنا الصالحة إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
باد الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون.
اذكروا الله العظيم الجليل يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون.
أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم من كل ذنب وخطيئة، وآخر دعواهم أن الحمد لله رب العالمين
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abu Riza Zulkarnaen, Lc

Rabu, 01 Juni 2016

RAMADHAN ADALAH YUSUF ZAMAN INI*

Perhatikanlah, jumlah anak Nabi Yakub AS as ada 12 orang. Yusuf adalah anak yang paling dicintai ayahnya. Demikian juga bulan Ramadhan, ia adalah bulan yang paling dicintai Allah di antara dua belas bulan dalam setahun.
Sebagaimana Yusuf yang merupakan simbol kesabaran di tengah-tengah saudaranya, sesungguhnya bulan Ramadhan juga bulan kesabaran.
Jika Nabi Yakub as bisa sembuh penglihatan matanya dengan baju Yusuf ‘alaihissalam, sesungguhnya Ramadhan pun bisa mengembalikan penglihatan pelaku maksiat, sehingga dengan penglihatannya itu dia kembali ke jalan yang benar untuk sampai kepada Rabb-Nya dan kedua matanya terbuka pada cahaya ketaatan.
Seperti saudara-saudara Yusuf yang mendatanginya setelah berbuat kasar dan sangat jahat padanya, namun Yusuf tetap menyambut mereka dengan sangat dermawan dan penuh maaf. Begitu juga Ramadhan, ia datang dengan membawa penghormatan dan pemuliaan Ilahi seraya menyeru,
“Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian, mudah-mudahan Allah mengampuni (kalian), dan Dia adalah Maha Penyayang di antaranya penyayang.” (QS. Yusuf: 92).
Sebagaimana Yusuf yang membawa kenikmatan kepada manusia selama tahun-tahun paceklik, sesungguhnya Ramadhan adalah nikmat terbesar yang dikaruniakan Allah Azza wa Jalla kepada kita setelah kita melewati masa yang penuh dengan ujian dan cobaan dalam hidup.
Amat sedikit hamba-hamba yang bersyukur. Tapi kita harus mengikat nikmat ini dengan syukur. Mensyukuri nikmat dengan amal (kerja).Ramadhan tidak lain adalah hari-hari yang cepat datang dan cepat pergi. Sudah berapa banyak Ramadhan menghampiri kita tanpa kita merasakannya. Siapa yang menang dan siapa yang rugi...
Rasulullah SAW telah bersabda, “Celaka dan rugilah orang yang menjumpai Ramadhan sedang dia tidak mendapatkan ampunan.”
Sungguh benar Hasan al-Bashri rahimahullah ketika mengatakan, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menjadikan Ramadhan sebagai arena pertandingan untuk makhluk-Nya. Mereka berlomba di dalamnya dengan ketaatan-ketaatan untuk mendapat ridha-Nya. Ada orang-orang yang berada terdepan di perlombaan dan mereka lah yang menang. Ada yang tertinggal di belakang dan mereka lah yang kalah dan rugi. Yang aneh, orang yang tertawa lalai, padahal mereka kalah dan merugi.”
Hasan al-Bashri tidak bermaksud terkait hanya Ramadhan saja. Dia juga mengatakan, “Tidaklah suatu hari menyembulkan fajarnya kecuali ia menyerukan: “Wahai anak manusia, saya adalah makhluk baru dan menjadi saksi atas amal yang kamu lakukan, maka manfaatkanlah kesempatan ini karena saya tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat.”
Agar kita menjadi orang-orang yang menang, maka kita harus membuat program kongkrit untuk memanfaatkan Ramadhan dan meraih pahalanya. Program ini tidak hanya untuk Ramadhan saja, namun juga untuk hari-hari sepanjang usia.

Demi Allah, Anda tidak tahu apakah Ramadhan akan menjumpai Anda sekali lagi atau tidak?


*)
diambil dari artikel dalam buku "Ramadhan Sepenuh Hati" tulisan ust. Muhammad Lili Nur Aulia

Jumat, 13 Mei 2016

Generasi Lemah

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (sama antara ucapan dan perbuatan).” (QS. An-Nisaa`: 9)

ASBABUN NUZUL
Bahwa ayat ini berkenaan dengan seorang lelaki yang sedang menjelang ajalnya, lalu kedengaran seorang lelaki bahwa dia mengucapkan suatu wasiat yang menimbulkan mudharat terhadap ahli warisnya. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada orang yang mendengar wasiat tersebut, hendaknya dia bertakwa kepada Allah, membimbing si sakit serta meluruskannya ke jalan yang benar. Hendaknya si sakit memandang kepada keadaan para ahli warisnya sebagaimana diwajibkan baginya berbuat sesuatu untuk ahli warisnya, bila dikhawatirkan mereka akan terlunta-lunta.
Di dalam sebuah hadits dalam kitab Sahihain disebutkan seperti berikut: “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masuk ke dalam rumah Sa’ad Ibnu Abi Waqqas – radhiyallahu ‘anhu- dalam rangka menjenguknya, maka Sa’ad bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai harta, sedangkan tidak ada orang yang mewarisiku kecuali hanya seorang anak perempuan. Maka bolehkah aku menyedekahkan dua pertiga dari hartaku?’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Tidak boleh.’ Sa’ad bertanya. ‘Bagaimana kalau dengan separonya?’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Jangan.’ Sa’ad bertanya, ‘Bagaimana kalau sepertiganya?’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Sepertiganya sudah cukup banyak.’ Kemudian Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan adalah lebih baik daripada kamu membiarkan. mereka dalam keadaan miskin meminta-minta kepada orang.”


PELAJARAN DARI AYAT
1.    Dalam ayat tersebut keturunan atau generasi yang lemah dipahami dalam konteks ekonomi, harta warisan “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang faqir/miskin”.

2.  MAKNA FAQIR, berasal dari kata fâqir (dalam bahasa Arab). Secara etimologi (bahasa), fakir berarti yang membutuhkan terhadap sesuatu. Secara istilah : seseorang yang tidak memiliki pekerjaan sehingga tidak memiliki penghasilan. BEDAnya dengan miskin, jika fakir tidak memiliki sedangkan miskin memiliki pekerjaan namun hasil kerjanya tidak mencukupi sehingga kebutuhan hidupnya tdak terpenuhi semuanya.
BAHAYA KEFAQIRAN : Ada ungkapan yang berbunyi : “Hampir-hampir kefakiran (kemiskinan) itu menjadikannya kafir” (hadits lemah dari semua jalurnya, ada yg bilang palsu).

3. Namun makna “lemah secara ekonomi” ini bisa diperluas, bukan hanya lemah ekonomi tapi juga : lemah fisik, lemah intelektualitas, lemah iman, lemah ibadah, lemah alquran, lemah akhlaq, lemah ilmu syariat islam, lemah visi, dll..

4. Pribadi tangguh yang digambarkan Allah SWT laksana sebuah pohon yang baik (syajarotun toyyibah). Yakni, akarnya menghujam ke perut bumi (akidah), batang dahannya menjulang ke langit (ibadah yang benar) dan berbuah di setiap musim (akhlak karimah). 

5.   Generasi lemah itu : yang meninggal shalat & mengikuti hawa nafsu
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan/kerugian (معيشة ضنكا), # kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,” (Maryam: 59-60)

6.   Generasi lemah itu : yang jauh dari al-qur’an
Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al Qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan [fushshilat : 26]

7.    Perintah untuk bertaqwa   فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ
Hadirkan muraqabatullah kapanpun dan dimanapun, tanpa melihat jabatan, strata sosial. Termasuk disaat menjelang ajal, karenanya yang mendampingi orang yang sedang menjelang ajalnya, selain mentalqin, juga menasehati agar tetap bertaqwa, berikan wasiat ketaqwaan, krn hal tsb adalah kebiasaan orang-orang shalih.
الْخَوْفُ مِنَ الْجَلِيْلِ وَالْعَمَلُ بِالتَّنْزِيْلِ وَالرِّضَا بِالْقَلِيْلِ وَالشُّكْرُ عَلَى الْجَزِيْلِ وَالإِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ
“Takut dari (murka) Allah, mengamalkan al-Quran, rela dengan (rezeki) yang sedikit, syukur atas nikmat yang banyak dan mempersiapkan (bekal) untuk hari perjalanan (menuju akhirat)”.
8.    Karena dengan ketaqwaan...
“....Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)

9. Anak adalah amanah, maka para orangtua harus bertanggungjawab penuh untuk mendidiknya, membimbingnya, dan mengarahkannya agar tidak menjadi anak-anak yang lemah. Orang tua adalah pilar dan penanggung jawab utama pendidikan anak.  Keluarga adalah al-Madrasah al-Uula (sekolah pertama dan utama). Keluarga yang berkualitas (khaira usrah) akan melahirkan pribadi yang berkualitas pula (khairul bariyyah).

10. Generasi kuat lebih senangi oleh Allah daripada generasi lemah.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , beliau berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan Allâh berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.[HR. Muslim]

11. Qaulan sadidan
Maknanya : perkataan yang benar, jujur, lurus, tidak sombong, tidak berbelit-belit/jelas, tidak ambigu/abstrak, yang timbul dari hati yang bersih, yang adil, yang kasih sayang/lemah lembut.

12. Rasulullah menyuruh kita agar anak laki-laki di ajarkan : memanah, berenang dan berkuda. Ini bisa dimaknai secara tekstual ataupun makna pembentukan karakter yang terkandung dari 3 hal tsb.

13. 3 kriteria syakhsiyyah Rabbaniyyah :
-       Al-Islamu Qoo’imun fi Nafsih (Islam tegak dalam diri)
Islam yang kaffah (Al-Baqarah: 208)
-       Al-Hirsu ’Alaad Dakwah (kemampuan yang membaja untuk berdakwah)
Cukuplah ayat ini sebagai motivasi bagi para da’i : QS. Fushilat: 33
-       Al-Isti’dad Lil Mauti fi Sabiili Ad-dakwah

Waspada dengan penyakit “wahn” (hubbudunya wa karahiyatul maut)