Nasihat

"Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat kepada-Nya"

Rabu, 11 Mei 2016

Link Download Buku "Durusul Lughoh Al-'Arobiyyah"

Link Download Buku Bahasa Arab "Al-'Arobiyyah Linnasyi_in"

Buku 1 untuk Murid
Buku 1 untuk Guru

Buku 2 untuk Murid
Buku 2 untuk Guru

Buku 3 untuk Murid
Buku 3 untuk Guru

Buku 4 untuk Murid
Buku 4 untuk Guru

Buku 5 untuk Murid
Buku 5 untuk Guru

Buku 6 untuk Murid
Buku 6 untuk Guru

PEMUDA ISLAM BERKUALITAS


Tuhan 9 cm Berkepala Api

Puisi karya Taufik Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-
perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-‘ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini...

Hadits Arba'in Ke-18


عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
]رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح[
Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal  dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “(Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).

 PELAJARAN DARI HADITS
1.   Keimanan & Ketaqwaan (kunci kebahagiaan dunia-akhirat)
a.   Makna
-  Melaksanakan segala perintah Allah & menjauhi segala larangan-Nya
-  Umar bin Khaththab : taqwa itu seperti orang yang berjalan dijalan penuh duri (ada syair dari ibnul mu’taz)
خل الذنوب صغيـــرها #   وكبيرها ذاك التقى
واصنع كماش فوق أرض #   الشوك يحـذر ما يرى
لا تحقـــرن صغيرةً #   إن الجبـالَ من الحصى
-  Ali bin Abi Thalib :
الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والرضا بالقليل والاستعداد ليوم الرحيل
-  Orang bertaqwa bukan berarti gak pernah salah/berdosa (QS. 3 : 135)
b.  Cangkupan
- spritual (ibadah ritual/mahdhoh) & muamalah (ghoiru mahdhoh)
- hadirkan taqwa dalam dunia : pekerjaan, bersosial masyarakat, keluarga (attahrim : 6), pendidikan, politik, ekonomi, budaya, pernikahan, dll.
- taqwa saat sendirian/keramaian, senang/sedih, dsb.
- iman kepada qadarullah, tidak menafikan hukum sebab-akibat
- pesan ketaqwaan adalah tradisi salafushshalih dlm wasiat mereka
قبل وفاة الرسول (صلى الله عليه وسلم)، وصّى الرفق بالنساء وقال:" أيها النّاس، اتّقوا الله في النّساء، اتقوا الله في النّساء، أوصيكم بالنساء خيراً".
c.   5 Kiat meraih ketaqwaan
Mu’ahadah (ingat janji dengan Allah), Mujahadah (ilmu & ‘amal), Muroqabah (merasa diawasi) seperti CCTV & sadap, Muhasabah (evaluasi & kontemplasi) seperti kaca spion, Mu’aqobah (menghukum diri)

2.   Perbanyak kebaikan
-  Bersegeralah melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan
-   عن ابن عباس رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ( إن الله تجاوز عن أمتي الخطأ والنسيان وما استُكرهوا عليه ) حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuberkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Sesungguhnya Allah memaafkan perbuatan umatku karena kekeliruan mereka, lupa atau sesuatu yang dipaksakan kepadanya.”(Hadits hasan riwayat Ibnu Majah, Baihaqi dan selain mereka berdua)
-  Imam Ibnul Qayyim mengatakan dlm buku al-fawaid :
Manusia masuk neraka dari tiga pintu:
1. Pintu syubhat (kerancuan berpikir dalam agama)
2. Pintu syahwat
3. Pintu kemarahan, yang menyebabkan permusuhan
(tambahan : syirik)
Sedangkan inti seluruh perbuatan dosa ada tiga pula:
1. Sombong, sebab Iblis membangkang.
2. Rakus/tamak, sebab Adam dikeluarkan dari Surga.
3. Hasad, sebab qabil bunuh habil
-  قال عبد الله بن عباس رضي الله عنهما: (إنَّ للحسنة ضِيَاءً في الوجهِ ونوراً في القَلب، وَسَعَةً في الرّزقِ وقوةً في البدنِ، ومَحبَّةً في قُلُوبِ الخلقِ... وإنَّ للسيئةِ لَظُلْمةً في القلبِ واسْوِدَاداً في الوجهِ، ووَهَناً في البدنِ ونَقْصاً في الرزقِ، وبُغْضاً في قلوبِ الخَلْقِ(
-  Kebaikan itu luas dan banyak, tidak mesti mengeluarkan dana. Ibadah, shadaqah, infaq, zakat, hibah, wakaf, wajibat, dll.
3.   Hiasi diri dgn akhlaq mulia
Sangking pentingnya akhlaq, rasulullah sampe mengulangnya kembali, padahal perintah untuk bertaqwa sdh terkandung makna akhlaq disana. Bukankah rasulullha pun pernah bersabda :
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ  [المائدة: 8[
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
قالت عائشة لما سئلت رضي الله عنها عن خلق النبي ، قالت : ( كان خلقه القرآن) صحيح مسلم
خيركم أحسنكم خلقا
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( أكمل المؤمنين إيماناً أحسنهم أخلاقاً ، وخيارهم خيارهم لنسائهم ))
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلامٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " أَيُّهَا النَّاسُأَفْشُوا السَّلامَ , وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ , وَصِلُوا الأَرْحَامَ , وَصَلُّوا بالليل وَالنَّاسُ نِيَامٌ , تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلامٍ

Hadits Arba'in Ke-17



عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ (رواه مسلم(
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra, dari Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu .  Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih  berlakulah baik dalam hal itu; hendaklah kalian mengasah pisaunya danmenyenangkan hewan sembelihannya. (HR. Muslim)

Takhrij Hadits
Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim no 3615, Imam Abu Daud no 2432, Imam Turmudzi No 1329, Imam Nasa’i no 4329, Imam Ibnu Majah no 3161, Imam Ahmad bin Hambal no 16490.

PELAJARAN DARI HADITS
1.   Syariat Islam menuntut perbuatan ihsan (berbuat kebaikan) kepada setiap makhluk termasuk diantaranya adalah hewan.
وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ﴿Al-Baqarah :195
وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ﴿Al-Qashsas : 77
Secara bahasa ihsan artinya (puncak) kebaikan, atau ikhlas dan berbuat sebaik mungkin (itqan).
Secara istilah, ihsan adalah mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah SWT dengan menyempurnakan pelaksanaannya seakan-akan kita “melihat” Allah SWT saat beribadah, atau (jika tidak mampu hingga ke derajat tersebut) kita merasakan bahwa Allah SWT menyaksikan apapun yang kita kerjakan hingga kepada hal yang sekecil-kecilnya
2.   Cakupan makna ihsan, meliputi antara lain :
a.    Ihsan kepada sesama manusia (khususnya orang tua) :
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِالْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً﴿٣٦﴾
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS. An-Nisa’ : 36)
b.    Ihsan kepada hewan dan tumbuhan
3.   Tidak boleh menyiksa dan merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak juga boleh menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash (membunuh manusia karena alasan yang dibenarkan Allah SWT). (perhatikan adab dalam menegakkan had qishash)
4.   Termasuk ihsan juga berbuat baik terhadap hewan ternak dan belas kasih terhadapnya. Tidak boleh membebaninya diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat menyembelihnya. (perhatikan adab menyembelih)
5.   Adab menyembelih
a.    Menyebut nama Allah, bismillahirrahmanirrahim
b.    Berbuat kasih sayang kepada hewan seperti memberi makan, dll.
c.    Menajamkan pisau
d.    Menjauhkan hewan, ketika menajamkan pisau
e.    Menjauhkan hewan dari penglihatan hewan lain yang sedang disembelih
f.     Menggiring Kambing Ke Tempat Penyembelihan Dengan Baik
g.    Membaringkan Hewan Yang Akan Disembelih
h.    Menyembelih dengan tangan kanan
i.      Tempat (Bagian Tubuh) Yang Disembelih (sekitar kerongkongan dan labah. [Labah adalah lekuk yang ada di atas dada]
j. Menghadapkan hewan sembelihan ke arah kiblat
k.    Meletakkan telapak kaki di atas sisi hewan sembelihan
     l. Tidak menyembelih menggunakan taring/gading & kuku

Hadits Arba'in Ke-16


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ  ]رواه البخاري[
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah.

PENJELASAN HADITS
Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan meminta  diberi wasiat. Nabi mewasiatkan kepadanya untuk jangan marah. Hal itu diulangi beberapa kali, menunjukkan pentingnya wasiat tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa menahan amarah memiliki kedudukan, manfaat, dan keutamaan yang tinggi. Sebagian ulama’ menyatakan bahwa wasiat Nabi disesuaikan dengan keadaan orang yang meminta wasiat. Orang yang meminta wasiat tersebut adalah seorang pemarah, maka Nabi memberikan wasiat kepadanya agar jangan marah.
“Janganlah engkau marah”,  mengandung 2 makna :
-  Latihlah dirimu untuk senantiasa bersikap sabar dan pemaaf, jangan jadi orang yang mudah marah.
-  Jika timbul perasaan marah, kendalikan diri, tahan diri : ucapan & perbuatan agar jangan sampai terjadi hal-hal yang engkau sesali / yang tidak diridhai Allah. (disarikan dari syarh Syaikh Abdurrahman as-Sa’di)

PELAJARAN HADITS
1.   Anjuran bagi setiap muslim untuk meminta/memberikan nasihat dan mengenal perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasihat yang baik.
2.   Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar menyadari pentingnya dan kedudukannya.
3.   Larangan marah. Dampak secara klinis : mudah menderita hipertensi dan arteriosklerosis karena tekanan darah menjadi terlalu tinggi,
Dampak secara psikologis dan sosial : merusak hubungan manusia.
4.   Marah dan menahan marah, memiliki bahaya yang sama. Maka, jangan marah! Jika kita menahan amarah, tidak akan ragu untuk menderita hipertensi dan kadang-kadang kanker.  
5.   Marah sumber keburukan : ia akan berbicara / berbuat di luar kesadaran sehingga nanti akan ia sesali. Perceraian, pemukulan, penganiayaan, putus silaturahim, harta benda dirusak/dihancurkan, dll.
6.   Manfaat tidak marah/memaafkan : Mengurangi stress, Menyehatkan jantung, Hubungan silaturahim lebih kuat, Mengurangi rasa sakit pada fisik, Lebih sehat
7.   Keutamaan tidak marah : Menahan amarah adalah sebab memperoleh ampunan Allah dan surga-Nya (Q.S Ali Imran:133-134). لاَ تَغْضَبْ وِلَكَ الْجَنَّة
Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ
“Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia inginkan”.(H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
8.   Apa yang harus dilakukan ketika marah :
- Iman yang kuat, kontrol diri
- Diam, tidak berkata apa-apa (HR al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)
- Mengingat-ingat keutamaan tidak marah
- Mengucapkan ta’awwudz  
  Nabi pernah melihat dua orang bertikai dan saling mencela, sehingga timbul kemarahan dari salah satunya. Kemudian Nabi menyatakan: “Aku  sungguh tahu suatu kalimat yang bisa menghilangkan (perasaan marahnya):A’udzu billaahi minasysyaithoonir rojiim” (HR al-Bukhari dan Muslim)
- Merubah posisi : dari berdiri menjadi duduk, dari duduk menjadi berbaring. (H.R Abu Dawud)
9.   hadits yang menyatakan bahwa jika seseorang marah hendaknya berwudhu’ dilemahkan oleh sebagian Ulama’ di antaranya Syaikh al-Albany dalam Silsilah al-Ahaadits ad-Dhaifah no 582.
10.   Obat penenang tidak dapat menjadi solusi, karena efeknya justeru negatif dan menjadi kecanduan.
11.   MARAH DALAM HAL SYARIAT ALLAH DILANGGAR
Bukanlah artinya seseorang tidak boleh marah sama sekali. Marah ketika ada penyelisihan terhadap syariat Allah adalah suatu hal yang diharapkan.
Dari Ummul Mu’minin ‘Aisyah :
مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلاَّ أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ وَمَا انْتَقَمَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  لِنَفْسِهِ إِلاَّ أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللهُ فَيَنْتَقِمُ ِللهِ بِهَا
“ Tidaklah Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam diberi pilihan di antara 2 hal kecuali beliau ambil yang paling mudah di antara keduanya selama tidak ada (unsur) dosa. Jika ada(unsur) dosa, beliau adalah manusia yang paling jauh darinya. Tidaklah Rasulullah membalas (ketika disakiti) untuk dirinya sendiri, namun jika hal-hal yang diharamkan Allah dilanggar, beliau membalas untuk Allah.“ (HR AlBukhari-Muslim)

Nabi Muhammad pernah marah ketika melihat ada gambar makhluk bernyawa di rumahnya, kemudian beliau bersabda:
أَنَّ الْمَلَائِكَةَ لَا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ وَأَنَّ مَنْ صَنَعَ الصُّورَةَ يُعَذَّبُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
“Sesungguhnya para Malaikat (penyebar rahmat) tidak masuk ke rumah yang di dalamnya ada gambar (makhluk bernyawa), dan barangsiapa yang menggambar (makhluk bernyawa) akan diadzab pada hari kiamat dan dikatakan kepadanya: Hidupkan makhluk yang kalian ciptakan” (HR al-Bukhari no 2985).

Hadits Arba'in Ke-15



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ  ]رواه البخاري ومسلم[
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)

PELAJARAN DARI HADITS
1.   Kesempurnaan iman & kualitas ibadah seseorang dapat terlihat langsung dalam kehidupan sehari-hari.
2.   Islam menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dikalangan individu masyarakat muslim.
3.   Hadits ini di antara sekian adab-adab Islam yang wajib karena menjadi salah satu indikator kesempurnaan iman seseorang : berkata baik/diam, memuliakan tetangganya, memuliakan tamunya.
4.   BERKATA BAIK/DIAM. Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan berfikir sebelum berbicara, serta tidak berlebih-lebihan dalam pembicaraan, karena dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan menjaga pembicaraan merupakan jalan keselamatan.
5.   Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.
6.   Wajib berbicara saat dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq dan beramar ma’ruf nahi munkar.
7.   Lisan dapat memasukkan pemiliknya ke surga tapi juga dapat menjerumuskan pemiliknya ke neraka
8.   MEMULIAKAN TETANGGA. karena tetangga memiliki hak. Para ulama berkata: jika tetangga itu adalah seorang muslim dan masih memiliki hubungan kekerabatan, maka ia memiliki tiga hak: hak tetangga, hak sesama muslim, dan hak karib kerabat.
Hak Sesama Muslim
-  Bila engkau berjumpa dengannya, ucapkanlah salam
-  Bila ia mengundangmu/memanggilmu, penuhilah
-  Bila dia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah
-  Bila dia bersin & mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah
-  Bila dia sakit, jenguklah
-  Bila dia meninggal dunia, hantarkanlah (jenazahnya)
Hak Tetangga
-  Tidak menyakitinya baik dalam bentuk perbuatan maupun perkataan
-  Menolongnya & bersedekah kepadanya jika dia kesulitan/miskin
-  Menutup kekurangannya dan menasihatinya agar bertaqwa kepada Alloh
-  Berbagi rizki/kenikmatan dengan tetangga
-  Jika tetangga menyakiti kita, maka cara terbaik yang dapat kita lakukan adalah bersabar dan mendo’akannya agar diberi taufiq.
9.   MEMULIAKAN TAMU. Batasan waktu yang wajib dalam memuliakan tamu adalah sehari semalam, dan setelah itu hukumnya sunnah. Dan tidak seyogyanya bagi tamu berlama-lama ketika bertamu, akan tetapi ia duduk sesuai dengan keperluan. Jika telah bertamu lebih dari tiga hari, maka hendaklah ia meminta izin kepada tuan rumah, sehingga ia tidak memberatkannya.
10.   Perhatian Islam terhadap tetangga dan tamu, ini menunjukkan bahwa Islam mengandung pelaksanaan hak Allah dan hak manusia
Hadits ini juga merupakan anjuran untuk bergaul dengan orang lain secara santun dan baik.